Memiliki aset di negara asing yang lebih menjanjikan daripada di negeri sendiri memang bikin ngiler! Tapi jangan asal dalam melakukannya!
Pasalnya, jika kita hanya berfokus pada keuntungan semata, maka ambisi tersebut bisa-bisa menutup mata kita untuk melihat potensi kerugian, resiko, dan tantangan selanjutnya sesaat seetelah melangkahkan kaki ke dalam dunia tersebut.
Dikenal pula dengan istilah “Penanaman Modal Asing” atau dalam bahasa Inggris disebut “Foreign Direct Investment”, aktivitas perusahaan yang berekspansi ke luar negeri atau sekedar berinvestasi di bisnis asing menjadi salah satu pilihan terbaik untuk kondisi finansial di masa depan.
Dikarenakan terdapat beberapa regulasi, aturan, proses panjang, hingga pengetahuan yang tak sedikit, banyak orang yang juga memilih untuk melibatkan jasa konsultan.
Misalnya, seseorang yang ingin berbisnis di luar negeri akan bekerja sama dengan Viettonkin Consulting, yaitu sebuah perusahaan jasa konsultan investasi yang mengkhususkan dirinya pada penanaman modal asing.
Ibaratnya seorang raja yang memerintah sebuah negeri, pasti ia pun memiliki penasehat! Nah, dalam foreign direct investment, raja tersebut adalah kita dan Viettonkin Consulting adalah penasehatnya yang akan memfasilitasi kita untuk bekerja sama (atau memiliki bisnis) di negeri raja sebelah.
Sebelum memulai bisnis semacam ini, ada dua hal yang wajib kamu jadikan pertimbangan, yakni keuntungan dan kekurangannya.
Biar tak salah langkah dalam merencanakan dan mengkalkulasi FDI, mending cek dulu 2 poin tersebut yuk!
Kelebihan Penanaman Modal Asing
Ada 4 tingkatan dan jenis dari penanaman modal asing yang sering digunakan oleh para investor.
Masing-masing darinya tentu membawa keuntungan dan kekurangan yang berbeda. Akan tetapi, masih ada satu kesatuan dari keempat jenis FDI tersebut.
Maka dari itulah, kelebihan dari FDI (foreign direct investment) yang akan kita bahas di bawah ini adalah dinilai secara umum.
Adapun keuntungan dari penanaman modal asing tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Pertumbuhan Ekonomi
Terciptanya lapangan kerja baru menjadi salah satu keuntungan paling nyata dari FDI. Maka tak heran jika beberapa negara mencoba untuk mempromosikan dirinya sendiri demi menarik minat investor asing.
Sekali kita ikut andil bagian terhadap aktivitas tersebut, maka secara langsung kita berkontribusi besar dalam pemberantasan kemiskinan di negara bersangkutan.
Tak heran kita pun akan disambut baik di beberapa tempat yang memiliki tingkat pengangguran tinggi, seperti Indonesia, India, Afrika Selatan, Guinea, dan beberapa negara berkembang hingga miskin lainnya.
Berbeda dengan negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika, mungkin faktor ini kurang begitu bisa kita jadikan acuan. Faktanya, negara Jepang mengalami kekurangan tenaga kerja sehingga mendatangkan sumber daya manusia dari negara berkembang, salah satunya Indonesia.
Tapi bukan berarti kita tak boleh berinvestasi di negara-negara maju tersebut. Soalnya, masih banyak faktor keuntungan lain yang tengah menanti kita!
2. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Mungkin keuntungan ini paling pas jika kita melakukan ekspansi perusahaan atau berinvestasi di negara maju seperti Jepang, Amerika, Australia, dan sebagainya.
Soalnya, kita akan disuguhkan dengan sumber daya manusia yang lebih kompeten sekaligus fasilitas IT yang jauh lebih memadai.
Jika mau, kita pun bisa mengirimkan beberapa karyawan dalam negeri untuk belajar di perusahaan kita yang baru di luar negeri, untuk kemudian ilmunya dipraktekkan di perusahaan dalam negeri.
Keterampilan yang diperoleh oleh karyawan kita melalui pelatihan dan pengalaman ini dapat meningkatkan mutu pendidikan dan sumber daya manusia di negara tertentu.
3. Teknologi Lebih Memadai
Indonesia merupakan negara yang masih berkembang! Dengan kata lain, kita dapat memanfaatkan ketersediaan fasilitas dan tenaga IT di negara lain untuk membantu mengembangkan perusahaan untuk menjadi lebih baik lagi.
Jika kamu memutuskan menjadi seorang investor tunggal pun tak jadi masalah! Dengan menanamkan modal di perusahaan asing yang telah mumpuni dari berbagai macam sisi dapat memberikan perasaan lega dan keamanan finansial dalam jangka panjang.
Pengenalan teknologi yang lebih baru ini dapat menghasilkan distribusi perusahaan kita ke dalam ekonomi lokal, menghasilkan peningkatan efisiensi, dan efektivitas industri secara nyata.
4. Peningkatan Ekspor
Mungkin ini menjadi salah satu kelebihan terbesar yang dimiliki oleh para pelaku Penanam Modal Asing.
Bagaimana tidak, perusahaan yang memproduksi barang di negara sendiri dapat dengan mudahnya memasarkan di negara lain – yang kemudian berefek pada meningkatnya aktivitas ekspor.
Banyak barang yang diproduksi oleh FDI ini cenderung berhasil menguasai pasar global – dan tidak hanya konsumsi domestik saja.
Alhasil, pembentukan unit yang berorientasi ekspor ini akan membantu meningkatkan penjualan ke negara lain secara lebih efektif dan efisien.
5. Stabilitas Nilai Tukar
Aliran FDI ke suatu negara ini dapat dijadikan aliran devisa yang terus berkelanjutan, sehingga dapat membantu Bank Sentral suatu negara mempertahankan cadangan devisa yang jauh lebih makmur dan menghasilkan nilai tukar yang stabil.
Keuntungannya untuk kita? ada 2 poin yang bisa kita petik manfaatnya, diantaranya:
- Semakin stabil suatu negara, maka akan semakin berkembang pula bisnis kita di tempat tersebut.
- Semakin kuat ekonomi suatu negara (berkat devisa yang kita berikan), maka akan semakin meningkatkan nilai mata uangnya. Itu berarti, kita bisa mendapatkan pemasukan yang jauh lebih besar saat dikonversi ke dalam mata uang rupiah.
Tak heran jika banyak para investor asing yang lari terbirit-birit jika suatu negara tersebut mengalami kekacauan baik dari segi politik, perang saudara, hingga konflik yang melibatkan unsur SARA.
6. Aliran Modal yang Lebih Baik
Bagi negara-negara dengan sumber daya domestik yang terbatas, aliran modal dari investor ini bisa menjadi sangat bermanfaat bagi mereka.
Semakin bagus aliran dana yang tercipta, maka akan semakin meningkatkan kestabilan suatu negara, sehingga dapat menarik minat investor asing lainnya.
Dari sini, efek bola salju yang menggelinding dari atas bukit akan terus membesar dan menguatkan perusahaan atau investasi kita secara signifikan.
Untuk alasan ini jugalah, kita harus bisa memilih di negara manakah modal kita akan ditanam?
7. Penciptaan Pasar Kompetitif
Dengan memfasilitasi masuknya investor asing (seperti kita) ke pasar domestik suatu negara, maka secara otomatis akan menciptakan lingkungan baru yang lebih kompetitif sekaligus mematahkan monopoli domestik.
Lingkungan kompetitif yang sehat ini akan mendorong perusahaan untuk terus meningkatkan proses penawaran produk mereka, sehingga mendorong inovasi yang berkelanjutan.
Produk kita pun dapat menjadi angin segar bagi konsumen karena mendapatkan akses ke lebih banyak pilihan dengan harga yang lebih bersaing.
8. Iklim
Siapa sangka, ternyata PBB juga telah mempromosikan penggunaan FDI di seluruh dunia demi membantu memerangi perubahan iklim.
Tapi perlu diingat, pengaruh FDI kepada lingkungan bisa menghasilkan sisi positif dan negatif. Misalnya, para pakar memperkirakan bahwa peningkatan 1% FDI di suatu negara dapat berkontribusi pada peningkatan polusi sebesar 0,04%.
Namun sisi positifnya adalah mampu menghasilkan penurunan emisi lingkungan. Secara teori, ini disebut sebagai “pollution hallo hypothesis”.
Seperti misalnya di Indonesia dengan tingkat polusi yang begitu luar biasa tebalnya (terutama di ibu kota Jakarta) akibat kendaraan bermotor. Kemudian muncul perusahaan asing yang menawarkan mobil listrik dengan 0% emisi karbon.
Alhasil kehadiran FDI ini bisa menjadi salah satu solusi terbaik bagi negara kita untuk mengurangi polusi yang sudah tak terkontrol dan kian mencemaskan dari waktu ke waktu.
Kekurangan Penanaman Modal Asing FDI
Selain daripada kelebihan yang ditawarkannya tersebut, kita juga harus mempertimbangkan segala macam resiko yang siap menyerang kita.
Kerugian investasi bisa saja terjadi akibat konflik dari suatu negara yang bersangkutan. Akan tetapi terkadang kesalahan bisa ada dalam diri kita sendiri karena salah dalam memilih keputusan.
1. Biaya Transaksi yang Lebih Tinggi
Hambatan terbesar saat kita ingin berinvestasi di pasar internasional adalah biaya transaksi tambahan yang jauh lebih tinggi dibandingkan saat kita menanamkan modal di dalam negeri.
Sekalipun kita sedang tinggal di dunia yang relatif terglobalisasi dan terhubung antara satu sama lain, akan tetapi biaya transaksi masih menjadi dinding terbesar yang wajib kita lalui sebagai investor FDI.
Belum lagi biaya tambahan yang terkadang membuat otak kita semakin mengkerut, dimulai dari bea materai, retribusi, pajak, biaya kliring, dan biaya pertukaran.
Maka dari itulah, kita wajib mengetahui segala macam biaya tak terduga sebelum benar-benar mulai menginvestasikan dana kita di pasar asing.
Dikarenakan tak ada orang yang akan membagikan ilmu tersebut secara cuma-cuma, maka ada baiknya untuk langsung menyewa jasa konsultan foreign direct investment.
Berbeda dengan berguru kepada seseorang, menyewa jasa konsultan akan langsung dibimbing sembari praktek, sehingga waktu dan uang tak hilang secara percuma.
Bayangkan saja, banyak sekali aktivitas yang membutuhkan dana agar prosesnya tetap mulus. Ini termasuk memperkejakan analis, menyewa peneliti yang sudah akrab dengan kondisi pasar domestik, dan profesional lainnya yang ahli dalam laporan keuangan asing, pengumpulan data, dan layanan administrasi lainnya.
2. Volatilitas Mata Uang
Memang, semakin banyak investor asing yang menanamkan modal pada suatu negara, maka secara teori akan meningkatkan kondisi ekonomi sekaligus menguatkan nilai mata uangnya secara signifikan.
Tetapi kondisi tersebut tidak terus berada dalam sisi positif secara terus-menerus. Ada kalanya mata uang negara tempat kita ingin menanamkan modal bisa sangat tinggi atau rendah.
Kuncinya, kita harus mulai menanamkan modal saat nilai mata uangnya (terhadap rupiah) terlihat rendah agar modal dapat ditekan secara maksimal.
Di saat yang bersamaan, ketidakpastian dari volatilitas mata uang ini seringkali membuat takut banyak investor.
Jadi, pastikan kamu untuk selalu berkonsultasi dengan para profesional seperti Viettonkin Consulting agar kamu bisa menemukan solusi untuk mengurangi resiko volatilitas mata uang yang satu ini.
Para jasa konsultan yang pintar biasanya akan menyarankan kita untuk melakukan beberapa metode seperti hedging atau mempertahankan nilai modal ke mata uang safe heaven seperti emas.
Tentu saja, setiap metode yang ditawarkan akan disesuaikan dengan kondisi yang tengah kita hadapi saat itu. Jadi sekalipun kita mengenal 1000 metode untuk menghindari kerugian, ada baiknya selalu dibicarakan dengan para profesional yang ahli di bidangnya.
3. Resiko Likuiditas
Resiko lain yang melekat di pasar luar negeri – terutama di pasar negara berkembang – adalah faktor likuiditas.
Para investor biasanya akan mengalami kerugian ketika saham atau perusahaan yang mereka miliki tak bisa dijual dengan cepat akibat krisis politik atau ekonomi.
Ada beberapa cara umum untuk mengevaluasi likuiditas suatu aset atau negara. Salah satu metodenya adalah dengan mengamati saham dari negara itu sendiri (misalnya Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq untuk AS; Nikkei 225 untuk Jepang; DAX 30 untuk Jerman, dsb).
Jika misalnya gap antara nilai jual dan nilai beli nampak begitu renggang, maka ada baiknya untuk menghindari melakukan investasi FDI di negara bersangkutan karena sedang terjadi likuiditas.
4. Resiko Geo Sosial
Ada pula resiko yang bisa ditimbulkan akibat pola fikir dari suatu negara itu sendiri. Seperti halnya orang kita yang enggan berurusan dengan perusahaan asing (dan bahkan berharap mereka hengkang dari tanah air sekalipun memberikan lapangan kerja kepada pribumi).
Begitupun saat kita berinvestasi di negara asing, ada beberapa pribumi yang dapat mengganggu kestabilan perusahaan kita di luar negeri. Seperti misalnya pada pengurusan sertifikat e reg bpom .
Beberapa diantaranya:
- Industri Strategis. Banyak negara yang ingin melindungi industri strategis pada sektor tertentu, sehingga akan menyulitkan para investor asing untuk mempertahankan kendali dari entitas yang dimilikinya.
- Pergerakan Modal Jangka Panjang. Beberapa kritikus berpendapat bahwa begitu investasi asing mendapatkan keuntungan yang banyak, maka modal tersebut akan mulai mengalir ke negara investor. Beberapa pihak kemungkinan besar akan mulai menyerang sang investor asing tersebut saat mereka menunjukkan tanda-tanda kemajuan di perusahaan yang mereka bangun.
- Gangguan Industri Lokal. Masyarakat setempat juga akan merasa khawatir jika investasi asing langsung ini dapat mengganggu industri dan ekonomi lokal. Hasilnya seringkali berdampak pada demonstrasi dan kericuhan.
Maka dari itulah, selalu pelajari negara tempat kita ingin menanamkan modal. Lagi-lagi kita harus berkonsultasi dengan para profesional karena setiap keputusan tak bisa mengandalkan tebak-tebakan buah manggis, melainkan harus didukung oleh data yang jasa konsultan miliki.
Foreign Direct Investment dan Investasi Internasional
Perlu dicatat bahwa kita bisa dianggap sebagai investor FDI jika sudah memiliki minimal 10% saham dari suatu perusahaan. Sementara jika kurang daripada itu, maka Dana Moneter Internasional (IMF) akan mendefinisikannya sebagai portofolio saham saja.
FDI sendiri biasanya akan langsung memainkan peran penting pada tingkat ekonomi mikro. Perusahaan domestik yang berekspansi ke pasar luar negeri dapat mewujudkan pertumbuhan yang signifikan.
Salah satu contoh terbaik dari FDI yang sukses adalah usaha patungan Suzuki Motor Company Jepang ke India melalui Maruti Suzuki India Limited.
Sejak usaha patungan tersebut dibuat, perusahaan telah berhasil menjadi pemimpin pasar dalam dunia industri otomotif di India.
Semenjak pertama kali dibuat hingga sekarang, para pemilik saham dari Suzuki telah berhasil meraup keuntungan miliaran dollar selama bertahun-tahun.
Melihat dari contoh tersebut, ada 3 tips yang bisa kita ikuti dan praktekkan, diantaranya:
- Tetap Ikuti Regulasi Negara Setempat. Beberapa negara mengatur seberapa besar kendali mereka terhadap para investor dan perusahaan asing. Misalnya, negara China menjadi yang terburuk sejauh ini.
- Waspadai Resikonya. Seperti yang sudah disebutkan di atas, kita sebagai investor haruslah mewaspadai setiap resiko yang muncul terkait negara itu sendiri termasuk nasionalisasi, konflik politik, dan potensi masalah lain yang mungkin muncul.
- Tetap Lakukan Diversifikasi. Jika bisa, pastikan kamu melakukan diversifikasi aset di berbagai macam negara untuk mengurangi resiko geo politik yang bisa terjadi secara dadakan.
FDI dapat digunakan oleh investor internasional baik di tingkat makro maupun mikro. Meskipun memiliki sejumlah kelemahan yang tak boleh kita abaikan, akan tetapi potensi keuntungan dan dampak pada suatu negara bersangkutan jauh lebih besar!
Biar aktivitas investasi di bidang Penanaman Modal Asing ini bisa semakin lancar, maka selalu bicarakan dengan jasa konsultan pilihan kamu!